Anggota PP Muhammadiyah Masih Bisa Tambah, Ma’mun Murod dan Ismail Fahmi Berpeluang Masuk

Komposisi 13 nama Pimpinan Pusat Muhammadiyah dianggap tidak ideal. Pasalnya, dari 13 orang itu, yang tergolong wajah baru hanya tiga orang, yaitu Hilman Latif, Saad Ibrahim, dan Irwan Akib. Selebihnya adalah muka lama yang sudah masuk sebagai anggota PP Muhammadiyah. Ketua Panitia Pemilihan Muktamar ke-48, Ahmad Dahlan Rais, kepada wartawan mengakui hal itu. “Idealnya perpaduan senior dan junior,” ujar Dahlan dalam Muktamar ke-48 di edutorium Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Ahad (20/11/2022).

Untuk diketahui, Hilman Latief Guru Besar Studi Islam, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Pria kelahiran Tasikmalaya, 12 September 1975 itu kini menjabat Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Kemenag. Saad Ibrahim adalah Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur. Pria kelahiran Mojokerto, 17 November 1954 itu menjadi dosen UIN Malang. Sedangkan Irwan Akib lahir di Pare-pare, 2 Agustus 1963. Irwan adalah dosen Unismuh Makassar dan Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sulawesi Selatan. Kata Dahlan, PP Muhammadiyah yang terpilih ini berhak untuk menambah nama. Menurut aturan, kata dia, maksimal separo dari jumlah yang terpilih (13 orang). Tambahan itu maksimal enam orang.

Dahlan berharap pimpinan tambahan itu merupakan wajah baru atau generasi yang lebih muda. Nama mereka berasal dari 39 calon tetap pimpinan. Alasan lain menambah, imbuh Dahlan, adalah sesuai dengan kapasitas dan kemampuan mereka. Misalnya dari 13 orang itu, tak ada yang berlatar belakang Kesehatan. Padahal Muhammadiyah memiliki banyak RS sehingga perlu ada pimpinan yang berlatar belakang kesehatan atau kedokteran.

Hal itu juga berlaku pada hasil Muktamar Makassar. Pada muktamar 2015 itu, terpilih 13 orang, yaitu Haedar Nashir, Yunahar Ilyas, A. Dahlan Rais, M. Busyro Muqoddas, Abdul Mu’ti, Anwar Abbas, Muhadjir Effendy, Syafiq A. Mughni, Dadang Kahmad, Suyatno, Agung Danarto, M. Goodwill Zubir, dan Hajriyanto Y. Thohari. Lalu ada panambahan pimpinan yaitu Marpuji Ali, Bahtiar Effendy, Agus Taufiqurrohman, dan Noordjannah Djohantini.

Penegasan Dahlan tersebut memunculkan spekulasi siapa nama-nama baru yang akan mengisi 6 pimpinan tambahan. Dua nama yang santer disebut adalah Ma’mun Rod dan Ismail Fahmi. Ma’mun Murod kini Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta. Dia seorang santri, prnah yang mengeyam Pendidikan Non-Formal di Madrasah Diniyah Awwaliyah Jagalempeni Brebes, Madrasah Diniyah Wustho Jagalempeni Brebes, Madrasah Al-Qur’an Bahrul Ulum Tambakberas Jombang, dan Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang . 

Sementera Ismail Fahmi bisa dibiulang mewakili kalangan milinial. Dia pencipta aplikasi Drone Emprit yang merupakan sebuah sistem berfungsi memonitor dan menganalisa media sosial berbasis big data. Ismail Fahmi juga menjadi rujukan bila ketika mencuat simpang siur informasi di media sosial. Mulai dari melacak sumber hoaks berasal, menyebar, siapa pendengung pertama, dan siapa groupnya.

Ditemui di arena Muktamar, Ma’mun Murod tidak berkomentar terkait namanya digadang-gadang masuk PP Muhammadiyah. Dia hanya tersenyum dan mengajak berfoto bersama. Sebanyak 13 orang terpilih sebagai anggota PP Muhammadiyah. Ke-13 orang itu adalah Haedar Nashir (2.203), Abdul Mu’ti (2.159), Anwar Abbas (1.820), Busyro Muqoddas (1.778), Hilman Latief (1.675), Muhadjir Effendy (1.598), Syamsul Anwar (1.494), Agung Danarto (1.489), Saad Ibrahim (1.333), Syafiq A. Mughni (1.152), Dadang Kahmad (1.119), Ahmad Dahlan Rais (1.080), dan Irwan Akib (1.001). Mereka dipilih dari 39 calon PPM.

Pemilihan berlangsung lancar menggunakan e-voting atau pemilihan elektronik. Butuh waktu sekitar 3,5 jam untuk menyelesaikan pemilihan. Sedangkan penghitungannya berlangsung otomatis oleh sistem. (Red)

Leave a Reply