Foto yang menyertai tulisan ini bukan gambar dolanan yang sedang viral yakni lato-lato melainkan adalah Logo Musyawarah Wilayah (Musywil) XIII Muhammadiyah DIY yang akan berlangsung pada 17-19 Februari 2023 di kampus Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta mendatang. Logo ini dibuat oleh Muhammad Faruqi Abdurrasyid, kader Pemuda Muhammadiyah Cabang Depok, Sleman, atas permintaan PWM DIY. Faruqi juga mahasiswa Magister Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).
Gambar dengan gabungan warna hijau, biru, kuning, dan orange ini merupakan kombinasi buah salak dan parijoto yang membingkai lambang Muhammadiyah. Parijoto memujud sebagai angka “1” (satu) dan salak sebagai angka “3” (tiga). Jika digabungkan menjadi angka 13, periode penyelenggaraan Musywil ke-13. Parijoto sekarang menjadi motif batik unggulan Kabupaten Sleman. Sedangkan salak adalah buak yang menjadi ikon Sleman. Sehingga keduanya menggambarkan lokalitas Sleman karena tempat berlangsungnya Musywil berada di wilayah Kabupaten Sleman.
Lambang Muhammadiyah dengan sinar kekuningan seakan memberikan pencerahan bagi kehidupan di sekelilingnya. Ini menjadi pas jika dikaitkan dengan tema Musywil “Membumikan Risalah Islam Berkemajuan, Mencerahkan Jogja”. “Alhamdulillah saya diberi kepercayaan PWM DIY melalui PDM Sleman untuk mendesain logo Musywil DIY,” jelas Faruqi Rabu (4/1).
Konsep logo sudah diputuskan panitia dengan mengedepankan komoditas atau ciri khas Sleman. Salak dan parijoto oleh Faruqi dikombinasikan membentuk angka 13. Proses pembuatan logo dimulai 6 Desember 2022, ketika dia menerima surat dari PWM DIY untuk mendesain rancangan logo Musywil. Hasil akhir dikirim ke PWM tanggal 23 Desember 2022 dengan dua alternatif. Penentuan logo tanggal 28 Desember 2022. (Red)