Para pemuda dari lintas-agama di Kota Ternate hadiri pertemuan Workshop untuk menyusun konten kreatif bertema isu kerukunan dan lingkungan pada Sabtu (18/2/2023). Workshop yang dihadiri 14 orang peserta dari perwakilan Organisasi Otonom Muhammadiyah, Pemuda Kristen, dan Pemuda Katholik ini diinisiasi oleh Eco Bhinneka, sebuah program dari Muhammadiyah yang bertujuan merawat kerukunan melalui aksi pelestarian lingkungan. Acara ini menggandeng editor konten dan desainer grafis dari media Kalesang.id, salah satu media lokal di Kota Ternate.
Media Sosial untuk Dakwah Amar Ma’ruf Nahi Mungkar
“Mari kita jadikan media sosial sebagai wadah Dakwah Muhammadiyah yang amar ma’ruf nahi mungkar, dalam hal ini mengajak saudara lintas-agama untuk saling merawat kerukunan sekaligus merawat lingkungan kita” ujar Hening Parlan saat memberi sambutan pada pembukaan acara. Hening Parlan selaku Direktur Eco Bhinneka Muhammadiyah ini juga berharap agar konten di sosial media yang akan disusun melalui Workshop ini tidak boleh digunakan untuk ghibah, fitnah, permusuhan, menyebarkan perbedaan yang disengaja lebih mencolok, sehingga menimbulkan permusuhan dan bahkan menimbulkan sesuatu yang tidak baik. “Tidak boleh dipakai untuk melakukan ujaran kebencian, permusuhan berdasarkan suku, ras, agama, atau golongan. Tidak boleh menyebarkan ponografi, kemasiatan, dan segala yang dilarang oleh Agama Islam. Dan yang terakhir, dilarang menyebarkan hoax serta informasi bohong.” tuturnya.
Manusia Juga Akan Rusak Oleh Lingkungan Yang Rusak
Sementara itu, Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Maluku Utara Sudarto M. Abukasim mengutarakan bahwa Ekologi itu rumah kita bersama, dan kita harus menata rumah kita menjadi rumah idaman. “Di tangan kita mungkin 10-20 tahun ke depan kita bisa lihat, kita bisa membayangkan bagaimana rusaknya lingkungan kita, jika itu tidak disuarakan dari sekarang. Karena lingkungan yang rusak itu bukan hanya merusak ekosistem hidup mulai dari hewan, tumbuhan, kita sebagai manusia juga rusak oleh lingkungan yang tidak sehat.” ungkapnya yang akrab dipanggil Ayahanda Darto ini. “Mudah-mudahan kegiatan ini bisa berjalan dengan baik, memberikan pencerahan, dan melahirkan konten-konten kreatif yang bagus, serta sesuai dengan nilai-nilai universal seperti yang dicita-citakan oleh Muhammadiyah.” pungkas Ayahanda Darto dengan penuh harap.
Proses Workshop
Acara workshop dimulai dengan penjelasan dasar mengenai proses penyusunan konten kreatif yang disampaikan oleh Yuniar Kaunar Editor Konten Kalesang Media. “Untuk menciptakan konten kreatif perlu memiliki konten yang dapat mendongkrak traffic, dan memaksimalkan keyword yang sedang trending” katanya. Menurutnya, dengan konten yang beragam, kita justru dapat saling berbagai pengetahuan.
Sesi berikutnya fokus pada praktik desain grafis dan pembuatan konten video yang dipandu oleh Fitriyansyach Azhar Desainer Grafis Kalesang Media. Sebelum melakukan praktik, peserta diberi penjelasan tentang bagaimana menentukan konten yang baik dan menarik. “Dalam membuat video konten yang baik dan menarik, yang pertama perlu ada pra produksi untuk menentukan ide dan konsep, yang kedua proses produksi yaitu mengambil gambar atau shooting, dan yang ke tiga yaitu pasca produksi atau melakukan editing” tuturnya. Azhar juga menjelaskan 3 prinsip desain grafis, yaitu keseimbangan (Balance), kontras, dan penekanan (emphasis).
Setelah diberi penjelasan tersebut, kemudian peserta diberikan waktu untuk membuat video kreatif mereka. Namun, sebelum praktek peserta dibagi menjadi 3 kelompok yang masing-masing kelompok menciptakan 1 video konten dan 1 pamflet dengan tema kerukunan dan lingkungan. Tak hanya itu, panitia juga mengapresiasi kepada kelompok terbaik dalam menciptakan video konten yang kreatif. Sehingga peserta dengan semangat kreatif membuat konten video.
Kesan Pesan Peserta
Aisko, seorang peserta perwakilan dari Angkatan Muda Geraja Protestan Maluku (AMGPM) merasa memiliki pengetahuan baru setelah mengikuti workshop ini. “Dengan adanya workshop ini saya kini tahu bagaiamana membuat konten kreatif dalam bermedia sosial, terima kasih sudah mengundang kami hadir pada kegiatan hari ini, kiranya kegiatan hari ini memberikan dampak positif kepada kalangan milenial khususnya” kata Aisko.
Sedangkan Mas’ud perwakilan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Ternate merasa senang mengikuti kegiatan ini. “Berada di forum yang mana tidak hanya ada teman-teman muslim tapi juga ada teman-teman kita dari non muslim, ini sangat luar biasa. Kita bisa hidup berdampingan dan membangun aksi bersama.” ungkap Mas’ud. Susmita Fataruba, yang juga dari IMM Ternate, berhadap agar usai acara ini, tolereansi tidak hanya menjadi kata-kata saja. “Saya berharap kita bisa terapkan di kehidupan, bahwasanya kita tidak harus kita berteman antara muslim dengan muslim saja, tetapi kita saling toleransi dengan agama di luar sana. Bukan hanya terkait agama saja tetapi ras, suku, dan agama” kata Susmita.
Aksi Bersama untuk Masa Depan Bersama
Triningsih selaku Finance Manager Eco Bhinneka Muhammadiyah yang berkesempatan hadir di acara ini pun menegaskan kembali tujuan Eco Bhinneka. “Eco atau Lingkungan merupakan suatu hal yang bersifat universal, semua orang pasti ingin lingkungannya sehat dan sejahtera, sehingga Muhammadiyah tidak hanya berdiskusi tapi juga melakukan aksi keberagaman, bersama dengan yang lain.” katanya. Menurut Tri, upaya ini dilakukan untuk menciptakan kebersamaan dan keharmonisan, dalam menciptakan dan merawat kerukunan, serta melestarikan lingkungan demi masa depan kita bersama.
Acara kemudian ditutup oleh Usman Mansyur selaku Regional Manager Eco Bhinneka Muhammadiyah Ternate. “Saya berharap agar setelah mengikuti workshop ini teman-teman bisa menggunakan media sosial dengan bijak dan benar, sebagai platform mengkampanyekan kerukunan dan kelestarian lingkungan” ujarnya yang juga saat ini menjabat sebagai Ketua IMM Maluku Utara. “Saya berharap juga bahwa dengan adanya kegiatan ini dapat mempererat persaudaraan kita, dan kita bisa saling melibatkan pada kegiatan-kegiatan selanjutnya.” pungkas Usman. (Fadila S / Red)