Pemuda Muhammadiyah Belum Tentu Bermuhammadiyah

Muhammadiyah itu seperti KHA. Dahlan yang berkorban apapun termasuk melelang perkakas rumahnya demi membiayai perjuangan. Rela dihina, dicaci bahkan dirobohkan mushalanya. Menanggung beban berat perjuangan. Muhammadiyah itu seperti Jendral Sudirman yang dalam kondisi sakit tetap berperang keluar masuk hutan. Jauh dari kenyamanan dan kemewahan hidup sebagai seorang jenderal besar. Wafat di usia muda, belum masuk usia 40an. Tidak menikmati hasil perjuangan.

Muhammadiyah itu seperti Pak AR yang sangat ketakutan ketika ‘Terpaksa’ ditunjuk menjadi ketua umum PP. Muhammadiyah. Bahkan selanjutnya menjadi ketua terlama. Meski begitu sampai wafatnya belum punya rumah sendiri dan tidak punya kendaraan roda 4. Kendaraan roda 2 pun yang paling menunjukkan itu motor rakyat jelata. Muhammadiyah itu seperti saat era Buya Hamka yang saling menolak menjadi ketua karena tahu betapa besarnya tanggung jawabnya. Mereka para ulama tapi tidak berambisi menjadi ketua, apalagi sampai menghalalkan segala cara.

Muhammadiyah itu organisasi dakwah, mengajak umat manusia menuju pintu surga, bukan pintu neraka. Muhammadiyah itu gerakan yang istiqamah dalam amar makruf nahi Munkar. ‘Beriklan’ mengajak umat pada amal-amal kebaikan dan mencegah terjadinya kemungkaran. Bukan sebaliknya, malah mengajak pada kemungkaran dan membuat asing kebajikan dan kejujuran. Maka, anak-anak Muhammadiyah yang lahir dan dibesarkan menjadi pemuda dari ‘rahim’ Muhammadiyah hendaknya mengikuti jejak-jejak para pendiri dan pejuang Muhammadiyah. Mereka sadar bahwa mereka Muhammadiyah sehingga harus selalu menapaki jalan Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam.

Kita para pemuda mari ikutlah jejak mereka. Mengapa? Karena kita Pemuda Muhammadiyah, bukan Pemuda Namrudziyah, Pemuda Fir’auniyah, Pemuda Qoruniyah, Pemuda Abu Jahaliyah apalagi Pemuda Syaithoniyah. Pemuda Muhammadiyah mesti jeli dalam hal halal dan haramnya yang masuk ke mulut, dompet dan rekening mereka. Pemuda Muhammadiyah mestilah punya Furqan yang menjadi radar mana yang Haq dan mana yang bathil. Karena beban berat nama besar Muhammad yang kita pikul, maka PANTASKAN diri menjadi Pemuda MUHAMMADIYAH.

Ditulis oleh:
Didi Eko Ristanto (Ketua Bidang Dakwah dan Pengkajian Agama
Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Jawa Tengah)

Leave a Reply

Kirim Pesan
Butuh Bantuan?
Assalamu'alaikum Wr. Wb. Hallo, sobat ITB Ahmad Dahlan! Apa yang bisa kami bantu untuk Anda?