Dalam dua hari ini (13-14 Mei 2023) dalam waktu bersamaan akan diadakan hajatan tingkat daerah, yaitu Musyawarah Daerah (Musyda) PDM Kota Yogyakarta dan PDM Sleman. Sebagai hajatan organisasi tingkat kabupaten/kota tentu saja menjadi satu event penting, karena di Musyda akan dilakukan evaluasi kinerja organisasi selama tujuh tahun yang sudah berjalan. Lazimnya lima tahun, karena pandemi covid-19 bonus dua tahun karena adanya perpanjangan. Selain evaluasi program dan kegiatan, tentu saja adalah merumuskan arah program kerja lima tahun kedepan dan pemilihan pengurus untuk periode 2022-2027.
Sebagaimana temanya yang merupakan turunan dari tema besar Muktamar Muhammadiyah di Solo (2022), yaitu Memajukan Indonesia, Mencerahkan Semesta. Muhammadiyah sangat familiar dengan istilah memajukan. Arti memajukan di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah: menggerakkan (menjalankan, memindahkan) ke depan. Contoh: ia memajukan meja itu sedikit.
Tentu saja kalau berbicara memajukan ada titik awal dimana berdiri. Sehingga titik awal ini sebagai rekam jejak menjadi penting, untuk arah memajukan kemana arahnya. Evaluasi kinerja sebagai titik awal adalah mutlak dilakukan dan Musyda adalah forumnya.
Tantangan Kedepan
Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman, merupakan dua daerah yg strategis bagi kemajuan Muhammadiyah di Daerah Istimewa Yogyakarta. Salah satunya karena karakter wilayah yang lebih dominan lokasi perkotaan (modern) karena daya dukung wilayah di dua wilayah tersebut.
Persoalan peningkatan kualitas pendidikan sebagai salah satu core utama Muhammadiyah harus menjadi perhatian sangat serius. Selain juga perkuatan akar gerakan melalui cabang dan ranting menjadi satu keharusan, supaya Muhammadiyah mengakar kuat dalam membangun pondasi bangsa melalui desa atau kampung qaryah thayyibah yang pada ujung akhirnya kita bisa bangun bangsa yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur.
Persoalan kemanusiaan tetap menjadi isu utama yang harus diperjuangkan. Keberadaan LazisMU dan gerakan pengurangan dan penanggulangan bencana sebagai kesadaran kolektif konswensi keberadaan DIY sebagai bagian dari ring of fire dan kategori tinggi resiko bencana.
Kepemimpinan sebagai bagian dari roda organisasi hendaknya memperhatikan rekam jejak pengkaderan dan kepemimpinan. Kaderisasi baik secara formal dan kultural adalah kunci. Rekam jejak kepemimpinan dari masing-masing level sebagai wahana perluasan kiprah untuk memajukan persyarikatan harus juga menjadi perhatian.
Selamat bermusyawarah, mari sambut dengan gembira; sebagai hajatan penting persyarikatan Muhammadiyah di tingkat Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman.
Oleh: Dwi Kuswantoro
Ketua Ranting Muhammadiyah Nitikan Yogyakarta