Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah mendapatkan protes soal rencana kerjasama dengan industri ekstraktif tambang emas Chenxi Chengetai Investments. Protes itu disampaikan oleh Kader Hijau Muhammadiyah dan warga Trenggalek penolak tambang emas. Sebelumnya, Senin (10/07/2023), Anwar Abbas, Ketua PP Muhammadiyah Bidang UMKM, Pemberdayaan Masyarakat, dan Lingkungan Hidup, menyatakan keinginannya untuk menjajaki peluang investasi tambang emas di Indonesia. “Kami berharap kerja sama ini dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi kedua belah pihak, sekaligus mendukung pembangunan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di Indonesia,” ujar Anwar Abbas, dilansir dari laman resmi Muhammadiyah.
Menanggapi rencana kerjasama dengan tambang emas itu, Kader Hijau Muhammadiyah menyatakan protes. Hal itu disampaikan oleh Yayum Kumai. Ia mengungkapkan daftar dampak lingkungan dari rencana aktivitas pertambangan emas di Trenggalek. “Bayangkan, apa yang akan terjadi pada sistem hidrologi daerah sana [Trenggalek] ketika tutupan hutan dan karst sebagai reservoir air malah ditambang? Belum lagi dampak penurunan penyerapan karbon yang berujung pada kenaikan suhu serta dampak-dampak lanjutannya,” ungkap Yayum di laman resmi Kader Hijau Muhammadiyah.
Yayum juga mengutip penelitian Stephen Lezak dalam The Conversation, yang menyatakan sektor pertambangan emas bertanggung jawab atas 38% dari total emisi merkuri global. Penerima dampak langsung limbah merkuri itu adalah warga dan pekerja tambang di sekitar kawasan produksi yang akan merusak kesehatan. Yayum menambahkan, buntut relokasi pemukiman dan tanah pertanian masyarakat yang sangat mungkin terjadi ketika sejumlah luas lahan diubah menjadi area ekstraksi emas. “Sejumlah daftar kerugian lingkungan dan perenggutan hak ekologi manusia yang akan muncul dari aktivitas pertambangan emas sudah jelas dipaparkan di atas. Apakah Pak Anwar Abbas tidak salah bicara?” protes Yayum.
Protes juga disampaikan secara langsung oleh warga penolak tambang sekaligus Koordinator Kader Hijau Muhammadiyah Trenggalek, Trigus Dodik Susilo. Ia menyatakan rencana PP Muhammadiyah soal rencana kerjasama dengan tambang emas itu sangat tidak elok. Sebab, saat ini Pemuda Muhammadiyah Trenggalek sedang berjuang mengusir tambang emas PT Sumber Mineral Nusantara (SMN). Tambang emas dengan konsesi 12.813,41 hektare yang mengancam 9 dari 14 kecamatan di Kabupaten Trenggalek. Konsesi perusahaan yang diinvestori oleh Far East Gold Australia ini tercatat sebagai tambang emas terbesar di Pulau Jawa. “Ini sungguh tidak elok. Di saat hidup sedang sulit-sulitnya begini, terlebih yang menyambut mesra kedatangan investor dan mengharapkan kerjasama tersebut adalah salah satu pimpinan Muhammadiyah [Anwar Abbas],” terang Trigus.
Bagi Trigus, Anwar Abbas merupakan sosok ayahanda di Muhammadiyah. Ia sangat menyayangkan sikap ayahanda, karena Kader Hijau Muhammadiyah aktif mengadvokasi soal “kejahatan yang mengatasnamakan negara” terhadap orang-orang yang berjuang melindungi ruang hidupnya dari kerakusan kapitalisme. “Saya sendiri selaku salah satu warga Trenggalek merasa ngilu, seperti menelan besi panas. Bagaimanapun, saya menjadi bagian dalam Aliansi Rakyat Trenggalek yang berisi 25 organisasi lokal dan nasional untuk menghalau PT. SMN yang berencana membuat Trenggalek jadi hamparan kubangan tambang emas,” terang Trigus.
Menurut Trigus, menghakimi Muhammadiyah secara berlebihan karena telah mengambil sikap hendak bekerjasama dengan investor tambang emas memang bukan hal bijaksana. Tapi, sikap individu yang belum diputuskan oleh persyarikatan lantas diatasnamakan Muhammadiyah itu terlalu berlebihan dan sembrono. “Di tengah jeritan masyarakat lokal atas ancaman daya rusak tambang emas, selama ini kemana saja, ayahanda?” tandas Trigus. (KT/Red)