IMM Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) ITB AD Jakarta telah sukses menggelar Seminar Kebangsaan yang diselenggarakan di Aula Sjafruddin Prawiranegara Kampus ITB Ciputat. Seminar Kebangsaan ini mengangkat tema ‘’ Peluang dan Tantangan Transformasi Digital dan Global Bagi Kemajuan Ekonomi Pancasila”.
Seminar ini bertujuan untuk menggali potensi dan tantangan yang dihadapi Indonesia dalam era digitalisasi dan globalisasi, serta bagaimana prinsip-prinsip Ekonomi Pancasila dapat menjadi landasan yang kuat dalam menghadapi perubahan yang terjadi. Seminar Kebangsaan ini merupakan program dari Gebyar IMM yang ke 60 dimana berharap para setiap kader bisa mengimplementasikan untuk komisariat dan tentunya negara.
Hadir Wakil Rektor III ITB AD Jakarta Bapak Imal Istimal, S.E., M.Si, Asisah Batubara sebagai Ketua Umum IMM FEB, Laode Zoe Tumada selaku perwakilan dari PC. IMM Jakarta Pusat dan kurang lebih 100 peserta yang hadir serta dihadiri oleh perwakilan Ormawa dan Ortom dan Lembaga Ikatan Mahasiswa Jurusan (IMJ). Seminar kebangsaan ini menghadirkan Dr. Ir Arif Budimanta, M.Si sebagai narasumber, beliau selaku staff khusus Kepresidenan RI Bidang Ekonomi dan sekaligus Ketua Majelis Ekonomi PP Muhammadiyah.
Wakil Rektor III Bapak Imal Istimal, S.E., M.Si menyampaikan bahwa kendatinya saat ini kondisi perekonomian bangsa kita sedang mengalami ketidakstabilan, ketidakseimbangan, bahkan ini terjadi dalam sebuah organisasi, dimana banyak terjadi perubahan – perubahan karakter seperti halnya pada organisasi Muhammadiyah.
Di era modern dan global ini perkembangan teknologi bergerak cukup pesat, dimana kita dengan mudahnya mengakses kebutuhan melalui internet, namun kita juga perlu berhati-hati dalam penggunaaan teknologi. Sebagai contoh di beberapa negara maju dimana para tenaga kemanusiaan digantikan oleh robot, ini membuktikan bahwa teknologi memang benar semakin maju namun hal yang perlu dipertimbangkan adalah terjadinya ketidakstabilan kondisi menyebabkan kurangnya lahan pekerjaan untuk sumber daya manusia. Hal demikian yang tentunya berdampak pengganguran bertambah, kemiskinan juga meningkat.
Beliau juga menambahkan dengan adanya program seminar kebangsaan ini, melalui IMM ITB AD Jakarta berharap dapat membawa pencerahan dan bekal dibidang ekonomi khususnya di bidang kewirausahaan, bagaimana kita dapat berkompetensi dengan baik dan mendorong generasi muda agar ada keminatan terhadap bidang kewirausahaan.
Dr. Ir Arif Budimanta, staff Kepresidenan RI Bidang Perekonomian dan selaku Ketua Majelis Ekonomi PP Muhammadiyah menjelaskan sistem ekonomi Pancasila dibangun untuk menentukan arah dan pedoman bagi perekonomian Indonesia. Sistem Ekonomi Pancasila digali dari nilai-nilai luhur bangsa dan pemikiran yang dikembangkan oleh para pendiri bangsa, sehingga dapat menerapkan Sistem Ekonomi Pancasila akan memperkuat tata nilai dan budaya Indonesia dalam mencapai tujuan bersama, yakni keadilan dan kemakmuran.
Sistem Ekonomi Pancasila lebih mengutamakan keseimbangan sosial, bukan keseimbangan pasar. Dengan corak Ekonomi Pancasila yang tidak anti pasar, negara menerima kondisi persaingan pasar selama dalam koridor adil dan sehat. Gagal memahami dan membedakanpengelolaan ekonomi berdasarkan Pancasila dan pasar bebas akan melahirkan suatu kebijakan yang saling bertabrakan satu dengan yang lain. Hasilnya, pemerataan hasil pembangunan tidak akan pernah terwujud.
Prinsip Ekonomi mengejar mengakibatkan kurangnya ketimpangan yang semakin melebar dan meluas dan terjadi ya pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Oleh Karena itu, pada suatu negara harus ada yang namanya proses kelembagaan yang tinggi, tentunya dengan management tata kelola yang baik.
Selaku Ketua Majelis Ekonomi PP Muhammadiyah ini menambahkan pada sebuah studi kasus terjadi dalam rezim kapatilasme dititik akhir suatu negara, dimana ditandai dengan neoliberal yang menagkibatkan krisis tidak pernah berhenti setiap tahunya dan dampak terburuknya adalah terjadinya krisis moneter. Oleh karena itu, pada titik perekonomian saat ini terus berkonsisten terus mencari dan mengkaji ilmu sistem perkembangan perekonomian yang baru, diantaranya Ilmu Green ekonomi, Ilmu ekonomi Islam, Ilmu ekonomi Institusi sampai kearifan lokal budaya yaitu Ilmu ekonomi berbasis tahlilan. Ini semua merupakan penggerak, pemberdayaan serta pondasi ekonomi untuk rakyat.
Pada akhir pemaparanya ia menyampaikan pemikiran akar kultur dari bangsa kita sendiri ialah Pancasila. Spirit yang dituangkan dalam UUD 1945 menggambarkan hubungan yang saling koheren atau berhubungan. Dasar Pancasila bukan hanya mengembangkan aspek material saja, akan tetapi yang terpenting adanya aspek sosial yang harus kita pegang teguh.
Dalam hal ini, di Muhammadiyah Pancasila adalah sebagai tempat kita bersaksi dan mengabdi dan sebagai panduan dalam membangun kebaikan.